Tintahitam // Jepara
Seperti disebutkan disejumlah media online,serta beberapa bukti dan informasi yang dihimpun dan didapat media ini dalam sepekan, memonitor polemik kegaduhan di pendopo kabupaten Jepara.
Badi cekcok mulut dengan petinggi Desa Lebak M.Sodiq alias Bayu Krisna.
Terkait kasus idu mengidu,alias ludah meludah,mulai dari pelecehan dan penghinaan pada dirinya Badi,seterunya terus memanas ,perang dimedia onlinepun tak terelakan lagi . Petinggi menggunakan para wartawan yang tergabung di PWI untuk memberitakanya , kemudian dari pihak Badi menggunakan pemberitaannya melalui wartawan yang tergabung di ALEMI .
Kegaduhan cek-cok mulut Petinggi Desa Lebak melawan Badi yang mengaku wartawan penyelidik investigasi mabes ,gara gara persolan dari lontaran kata kasar dari mulut Petinggi Lebak M.Sodiq, yang menyebut dirinya warga Desa Kepuk itu dengan sebutan media tai, seperti disebutkan oleh Badi berulang kali.
Tampak dari pantauan media ini,berkumpulnya mereka, difasilitasi oleh LSM WRC Super iyanto,yang beralamat di kelurahan Panggang Jepara Jawa Tengah.Adapun mereka berkumpul membahas rekanya yang dilecehkan oleh petinggi pada saat berada di pendopo Bupati Jepara dalam rangka meliput pelantikan perpanjangan jabatan kepala desa.
Adalah Badi yang katanya mengaku sebagai korban emosinya M.Sodiq, petinggi Desa Lebak Jepara .
Kumpul kumpulnya kelompok tersebut yang tak lain adalah ,Badi menyerahkan masalah perkaranya kepada para pengacara yang biasa ber acara di pengadilan agama Jepara untuk menjadi tim penasehat hukumnya.
Beberapa catatan dan informasi yang diterima oleh media ini,kasus yang menimpa Badi warga Desa Kepuk, Kecamatan Bangsri Jepara itu, berawal saat dirinya yang menyandang KTA wartawan,sedang melakukan penyelidikan proyek anggaran Dana Desa di Desa Lebak, Proyek pedesaan yang dikerjakan serta dipertanggungjawabkan petinggi Lebak . Namun lain’ bagi pendapat Badi dan kawanya, proyek itu menurut dia,tidak sesuai RAB ( rencana anggaran biaya).
Selanjutnya pihak wartawan penyelidik kasus dan kawanya itu,hendak konfirmasi kepada M.Sodiq, kemudian dalam konfirmasi dan klarifikasi tersebut,Badi dan kawanya mengajak ketemu namun ditolak dan ditentang oleh petinggi Lebak .
Justru Petinggi Desa Lebak itu menantang sembari melayani Badi dan kawanya untuk diajak ketemu disungai ,sawah atau hutan ,tidak mau ketemu dirumah atau di Kantor Desa.
Seperti rekaman yang didapat media ini, suara bernada keras petinggi Lebak dengan menyebut Badi bukan malaikat yang melakukan pengawasan yang mencatat tentang kejelekan para pihak.
Selanjutnya dengan ditolaknya Badi dan kawan nya membuat diri Badi geram, hingga Badi cs memvidiokan kantor Desa Lebak dari praktek proyeknya Petinggi M.Sodiq melalui media sosial TikTok hingga viral di dunia maya.Tampaknya dengan viralnya Tik Tok di dunia maya itu, membuat M Sodiq yang mantan wartawan,penyiar radio dan LSM era Bupati Hendro Martoyo itu tersinggung dan tersulut emosinya.Tidak begitu lama ,seluruh Petinggi sekabupaten Jepara berbondong bondong menuju pendopo kabupaten Jepara untuk mengikuti prosesi pengukuhan perpanjangan jabatan kepala desa.
Terlihat dari situlah perilaku yang menyasar pertemuan antara Badi dan M.Sodiq bertemu kemudian terjadi insiden penghinaan.Ketika itu ,Petinggi Lebak awalnya melihat Badi yang duduk di area pendopo kabupaten Jepara, kemudian petinggi Lebak langsung memanggil manggil Badi.Badipun yang mengaku wartawan itu mendekati M.Sodiq, dan terjadilah perang mulut diantara kedua belah pihak.perkelahian antar mulut itu tak bisa dielakkan,”Kowejare ngajak ketemu, ketemu karepmu mas, ketemu ning ndi,Kowe ngajak ketemu ning ndi mas,ayo,ning ndi,podho podho cilike diadu wong loro nek kalangan yo nek Kowe nantang “.kata petinggi Lebak diarea pendopo kabupaten Jepara ,sembari ditimpali para petinggi sahabatnya Kemudian Badi menangkis tuduhan dan ucapannya Petinggi Lebak.”Kulo mboten nantang pak Kulo mboten nantang,ngopo tah urip nek ngalam donyo sik, laa kulo kan sebagai media dan wartawan,” jawab Badi.Kemudian ada suara lirih dihembuskan dihadapan Badi dengan menyebut media tai.Badi juga menirukan kata kata jorok dari ucapan petinggi itu ,” Media tai,Monggo nek jenengan media tai,” ujar Badi menirukan ucapannya petinggi.
“Kulo kan sebagai media pak,justru bermitra dengan jenengan,”kata badi.Selanjutnya cekcok mulut itu masih berlanjut meski sempat dilerai oleh salah satu petinggi sahabatnya M.Sodiq.Lalu suara petinggi Lebak itu nyelonong dengan menyebut Badi.” Media kok luru duit wae kok.gelem modar yen Kowe ora gelem duitku “.terang petinggi.kemudian dijawab Badi dengan tangkisanya.” Kapan aku jaluk duit jenengan pak,kapan ,kata Badi mengejar tuduhan M.Sodiq.
Tidak hanya itu saja ,Badi juga disebut dan dituduh memeras petinggi .” Petinggi petinggi kok peresi kok ,Iki lho Petinggi Desa Tanjung yo kok peres ,sebut Petinggi dengan menuduh kepada Badi.Lalu Badipun membantah.”Siapa yang meras, tunjukkan siapa petinggi yang merasa saya peras’.ujar Badi menangkis tuduhannya M.Sodiq. seperti data dan rekanan suara cekcok mulut Petinggi dengan Badi yang dihimpun media ini.
Lalu usai insiden cekcok mulut di pendopo kabupaten Jepara,seteru kasus petinggi melawan Badi terus menggelinding hingga ke polres Jepara,Badi melaporkan M.Sodiq atas dugaan pelecehan dirinya saat di pendopo.Badi yang terwadahi organisasi ALEMI J membekingi dan mendukung Badi dalam kasusnya melawan Petinggi M.Sodiq yang dibelakangnya ada PWI.
*Adu Gengsi Unjuk Power Saling Beking Pengacara Saling Beking Organisasi Pers*
Kasus Badi terus menggelinding , dibelakangnya ada sejumlah LSM, ormas dan pengacara pengacara papan atas yang biasa ber acara di pengadilan agama serta para wartawan yang sepaham dengan ideologinya korban pelecehan.
Kelompok LSM,Ormas, Pengacara itu berkumpul di Kelurahan Panggang Jepara di rumah LSM WRC (Watch Relation of Corruotion),Hari kamis 6 Juni 2024 pukul 13.00 WIB , mereka berkumpul menjadi pembela hukum Badi , targetnya adalah ibarat memburu sampai lubang semut,yaitu membuikan kepenjara M.Sodiq yang lama jadi incaran LSM yang ditengarai punya dendam kesumat terjadi petinggi.
Tidak hanya itu saja, Tampak M.Sidiq juga menggandeng pengacara M.Rifai dan rekan untuk mengganyang dan menjerat Badi dengan laporan balik melaporkan Badi atas tuduhan pencemaran nama baik di UU ITE.
Menurut pemerhati jurnalistik dari Surakarta Teguh Widada,Jumat 7/6/2024 pukul 20.20.WIB. “Persoalan kemelut di Jepara ,petinggi ( Kades ) Desa Lebak adalah perkara kasusistis yang terlalu dibesar besarkan.Memang adab sopan santun harus dijunjung tinggi ( etika)baik itu dari kadesnya atau yang mengaku wartawan. Sebagai kepala desa juga tidak dibenarkan berlaku sombong dan arogan.Kenapa ? kata jurnalis era rezim orde itu. ”Itu kasus sepele,kasus ecek,harusnya level jurnalis adalah para pembesar penguasa yang diawasi,dikritik lewat tulisan melalui berita ,bikin berita dengan fakta data yang hot,jika penguasa atau pembesar dalam penyelenggaraan pemerintahan itu melanggar kebijakan regulasi,justru para wartawan yang khusus utama mengawasinya,sebab dia bersinggungan langsung dengan para pembesar kekuasaan”.terang pria berbadan kurus berambut ikal itu mewanti wanti awak media ini , tidak boleh mengunggah foto dirinya.
Jurnalis kelahiran Sukoharjo Surakarta era tahun 1995-1999 menambahkan,” jurnalis itu bertenggernya harus di papan atas,artinya para pejabat pemerintah sekelas Bupati,sekda atau dinas,jika yang dikejar kejar itu kepala desa ,pejabat justru jurnalis itu mengalami kemunduran cara berpikirnya berorientasi memetakan strategi kerja jurnalistiknya” papar Widada mengakhiri diskusi dengan awak media ini.
Ditempat terpisah kepala dinas sosial kemasyarakatan desa ( Disospermasdes) Jepara ,Edy Marwoto saat dimintai tanggapanya terkait polemik Petinggi sebagai binaanya versus Badi ,Edypun tidak menampik kegaduhan itu.
“Rencana minggu depan kami pertemukan pihak Petinggi dengan Wartawan dengan Forkopimda,ini sudah melebar kemana mana”. terang pejabat nomor satu di Dinas Sosial Kemasyarakatan Desa yang berdomisili di Desa Ngasem itu dengan singkat via chatting WhatsAppnya, 6/6 di Jepara. (Team)